Abstrak
Stres di tempat kerja merupakan akibat dari risik psikologis yang berkembang di tempat kerja. WHO memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami stress. Sekitar 10% penduduk di Indonesia mengalami stres. Beban kerja mental yang tidak sesuai porsinya dapat menyebabkan stres kerja. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tersebut dengan tujuan untuk mengetahui adanya faktor-faktor yang berisiko terhadap stres kerja pada guru di SMAN 1 Batujaya Karawang tahun 2023.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data primer serta data sekunder melalui metode pengambilan sampel dengan teknik total sampling atau sampel jenuh sebanyak 62 responden. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan wawancara menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS 10) dan kuesioner Health and Safety Executive (HSE). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023. Analisis yang digunakan untuk penelitian ini yaitu analisis univariat dan bivariat dengan metode Chi-Square.
Hasil univariat menunjukkan stres kerja berada pada tingkat tinggi (53.2%), umur tua (64.5%), jenis kelamin laki-laki (54.8%), tingkat pendidikan S1 (85.5%), masa kerja lama (80.6%), tuntutan pekerjaan membebani (53.2%), memiliki kontrol terhadap pekerjaan (71.0%), hubungan interpersonal baik (72.6%), perubahan dalam organisasi baik (81.6%), dan memiliki dukungan sosial (90.3%). Hasil bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan stres kerja, yaitu umur (pvalue 0.002), tuntutan pekerjaan (pvalue 0.012), kontrol terhadap pekerjaan (pvalue 0.001), dan hubungan interpersonal (pvalue 0.001) sedangkan yang tidak berhubungan, yaitu jenis kelamin (pvalue 0.414), masa kerja (pvalue 0.173) dan perubahan dalam organisasi (0,473). Oleh karena itu, Sekolah diharapkan dapat membuat program terkait upaya pencegahan terjadinya stres kerja pada guru.