Abstrak
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Indonesia masuk kedalam delapan negara dengan setengah populasi tuberkulosis dunia. Kondisi fisik hunian yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan Mycrobacterium tuberculosis bertahan diudara selama beberapa jam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi fisik hunian (jenis lantai, jenis dinding, suhu, kelembapan, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian) dengan kejadian tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Sampel pada penelitian ini sebanyak 54 orang yang terdiri dari 27 penderita tuberkulosis pada kelompok kasus dan 27 orang bukan penderita tuberkulosis pada kelompok kontrol. Sampel kasus didapat dari data kunjungan poli tuberkulosis dan sampel kontrol didapat dari tetangga sample kasus. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil uji bivariat menunjukan terdapat hubungan antara suhu (pvalue= 0,01; OR= 2,350; 95% CI= 1,686-3,276), kelembapan (pvalue= 0,014; OR= 0,014; 95% CI= 1,174-4,143), pencahayaan (pvalue= 0,014; OR= 2,125; 95% CI= 1,205-3,748) dengan kejadian tuberkulosis. Tidak terdapat hubungan antara jenis lantai (pvalue= 0,669; OR= 0,64; 95% CI= 0,2-2,049), jenis dinding (pvalue= 0,467; OR= 1,429; 95% CI= 0,818-2,495), luas ventilasi (pvalue= 0,499; OR= 1,368; 95% CI= 0,790-2,371), kepadatan hunian (pvalue= 0,1; OR= 0,521; 95% CI= 0,336-0,809). Suhu, kelembapan, dan pencahayaan berhubungan dengan kejadian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Sukahaji, Kota Bandung.