Abstrak
Ibu adalah pengaruh utama model keterikatan yang akan ditiru anak. Individu yang memiliki hubungan dingin dari orang tuanya cenderung mengembangkan gaya kelekatan dewasa yang tidak aman. Adapun dorongan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain karena ingin memenuhi kebutuhan interpersonalnya, seperti inklusi dan kasih sayang. Maka, hubungan poitif dengan orang tua diperlukan untuk mendukung otonomi yang kuat pada dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden 213 orang dewasa awal usia 18-25 tahun di wilayah DKI Jakarta yang dipilih melalui purposive sampling. Motif komunikasi interpersonal diukur menggunakan Interpersonal Communication Motives scale (ICM) yang dikembangkan oleh Rubin, dkk. (1988) dengan alpha cronbach 0,957, gaya kelekatan tida aman ibu diukur menggunakan The Experience in Close Relationship - Relationship Structure (ECR-RS) yang dikembangkan oleh R. Chris Fraley, Marie E. Heffeman, dan Amanda M. Vicary (2011) dengan alpha Cronbach 0,755, dan kesejahteraan psikologis diukur menggunakan Psychological Well-being Scale Revisited yang dikembangkan oleh Ryff (1995) dengan alpha cronbach 0,845. Tujuan penelitian ini untuk melihat peran mediator motif komunikasi interpersonal pada hubungan gaya kelekatan ibu terhadap kesejahteraan psikologis dewasa awal. Hasil menunjukkan bahwa ada peran motif komunikasi interpersonal sebagai mediator yang signifikan pada hubungan gaya kelekatan ibu terhadap kesejahteraan psikologis dengan koefisien B sebesar - 0,4379 dengan probability value 0,000 (p<0,001) maka Ha diterima dan Ho ditolak.