Sick Building Syndrome adalah gejala yang sering dirasakan oleh pekerja ketika beraktivitas hanya di dalam gedung. Gejala Sick Building Syndrome meliputi sakit kepala, sakit mata dan hidung, iritasi tenggorokan, batuk kering, gatal, pusing, mual, sulit konsentrasi, kelelahan dan berkurangnya kepekaan terhadap bau. Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan faktor lingkungan fisik dan karakteristik individu dalam gedung dengan gejala Sick Building Syndrome . Penelitian yang menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan uji statistik chi square. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu keluhan Sick Building Syndrome dan variabel bebas yaitu kualitas lingkungan fisik dan karakteristik individu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik total sampling dengan jumlah 58 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisionet dan pengukuran menggunakan alat thermohygrometer dan lux meter. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square dengan Confident Interval (CI) 95% (α=0,05). Hasil penelitian hubungan yang signifikan antara kelembapan udara (P-value 0,001) dan umur (P-value 0,008), dengan keluhan Sick Building Syndrome . Tidak adanya hubungan signifikan antara suhu udara (P-value 0,3176), jenis kelamin (P-value 1,000), lama kerja (P-value 0,219) dan kebiasaan merokok (P-value 0,469) dengan keluhan Sick Building Syndrome . Upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan maintenance pada lampu dan sirkulasi udara.