Abstrak
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2022 Puskesmas Ciruas memiliki kasus Tuberkulosis yang tergolong tinggi sebesar 212 kasus. Penurunan kasus ini terjadi jika pengobatan dilakukan secara rutin dan teratur. Namun fakta di lapangan bahwa kurangnya motivasi dan pengetahuan menjadi penyebab ketidakpatuhan minum obat pada pasien Tuberkulosis yang mengakibatkan resistensi terhadap obat-obatan yang diberikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Ciruas tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah positif Tuberkulosis Paru oleh tenaga kesehatan yang mendapatkan OAT dari tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ciruas dengan jumlah sampel 120 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan data sekunder dari Puskesmas Ciruas serta data Dinas Kesehatan Kabupaten Serang. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil uji univariat menunjukan sebanyak 51% responden usia produktif 15-54 tahun, 53,3% responden laki-laki, 53% responden tingkat pengetahuan baik, 52% responden yang memiliki sikap baik, 51,7% responden yang bekerja, 65% responden menunjukan baik pada peran petugas kesehatan, 52% responden memiliki dukungan keluarga yang baik, 55% responden memiliki jarak dekat dengan pelayanan kesehatan. Hasil uji Chi-Square menunjukan ada hubungan signifikan antara umur (Pvalue = 0,028 < 0,05), jenis kelamin (Pvalue = 0,016 < 0,05), pengetahuan (Pvalue = 0,047 < 0,05), sikap (Pvalue = 0,046 < 0,05), pekerjaan (Pvalue = 0,017
<0,05), peran petugas kesehatan (Pvalue = 0,046 < 0,05), dukungan keluarga (Pvalue = 0,018 <0,05), jarak rumah ke pelayanan kesehatan (Pvalue = 0,019 < 0,05) dengan kepatuhan minum obat pasien Tuberkulosis Paru du Puskesmas Ciruas tahun 2023.