Abstrak
Tuberkulosis (TB) Paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh Dunia, termasuk di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat dengan kasus TB Paru tertinggi pada tahun 2022 adalah Kota Depok dengan 6.549 kasus dan selama 3 tahun terakhir (2020-2022) belum mencapai target 90% untuk CDR dan SR rata-rata 65,2% dan 85,81%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui input, proses, output dan kendala dalam sistem pelaksanaan program penanggulangan TB Paru di Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2023. Metodologi penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota Depok pada bulan April ? Juli 2023. Informan penelitian berjumlah 3 orang, terdiri dari Koordinator P2PM, Wasor TB Paru dan tenaga Technical Officer (TO) TB Paru. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam sistem pelaksanaan program penanggulangan TB Paru di Dinas Kesehatan Kota Depok sudah dilaksanakan dengan baik seperti koordinasi di lintas sektor dan program sudah dilakukan serta semua SDM yang terlibat sudah mendapatkan pelatihan. Namun, belum maksimal karena jumlah Wasor yang kurang sehingga kegiatan seperti monitoring ke Faskes terlambat dilakukan, supervisi dilakukan hanya pada Faskes dengan keberhasilan pengobatan yang rendah, terbatasnya sarana dan prasarana dibeberapa Faskes seperti PPD Mantoux dan OAT anak, serta terlambatnya pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Depok. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Depok untuk menambah Wasor, melakukan supervisi rutin 1x sebulan dan ke semua Faskes, memperbanyak kegiatan sosialisasi dan pelatihan. Bagi Faskes segera melakukan pencatatan dan pelaporan setiap hari