Abstrak
Indonesia memiliki berbagai lembaga pendidikan, salah satunya terdapat lembaga pendidikan islam yang disebut dengan Pondok Pesantren. Keadaan yang dihadapi oleh para santri seperti padatnya kegiatan yang dilakukan, kurangnya perhatian langsung dari orangtua, ketatnya peraturan serta banyaknya hafalan. Segala peraturan dan kegiatan yang berlaku di pondok pesantren harus ditaati oleh semua santri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self acceptance terhadap subjective well being pada santri pondok pesantren Manahijussadat Rangkasbitung. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan teknik analisa regresi sederhana. Sampel penelitian sebanyak 111 santri yang berada di Pondok Pesantren Manahijussadat, Rangkasbitung. Penelitian ini mengunakan teknik non probality sampling Purposive. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel self acceptance adalah skala Berger Self Acceptance dengan Cronbach?s Alpha sebesar 0,897. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel subjective wellbeing adalah SWLS (satisfaction with life as a whole) dengan Cronbach?s Alpha sebesar 0,806 dan skala PANAS (positive affect) dengan Cronbach?s Alpha sebesar 0,843 dan skala PANAS (negative affect) dengan Cronbach?s Alpha sebesar 0,872. Hasil penelitian menunjukan bahwa self acceptance mempengaruhi subjective well being sebesar 22% dengan koefisien F = 30.702 p<0,000. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa self acceptance mempengaruhi subjective well being secara positif dengan koefisien β = 0,495, p = 0,000. Hal ini dapat diartikan bahwa self acceptance berpengaruh positif signifikan terhadap subjective well being dengan kontribusi sebesar 22%, maka Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat self acceptance pada santri pondok pesantren Manahijussadat maka akan semakin tinggi tingkat subjective well being santri tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat self acceptance pada santri pondok pesantren Manahijussadat maka akan semakin rendah tingkat subjective well being santri tersebut.