Banyak tenaga pengajar yang sulit beradaptasi dalam proses mengajar dimasa pandemi. Salah satu yang menyebabkan sulitnya beradaptasi dikarenakan kurang memiliki Resiliensi (Ketahanan), Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk bertahan dan tidak menyerah ketika menghadapi situasi sulit dalam hidupnya, serta tetap berusaha belajar dan beradaptasi dengan situasi sulit yang sedang dihadapi, kemudian memilih untuk bangkit dan berkembang (Sulistiyorini, dan Zahra, 2020). Sedangkan Job Crafting ialah proses mengidentifikasi kembali dan membangun ulang desain pekerjaan dengan cara-cara yang dapat memberikan makna bagi diri (Berg, dkk, 2013). Studi ini bertujuan untuk melihat korelasi antara hubungan Resilience dan Job Crafting tenaga pengajar dalam proses mengajar dimasa pandemi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 2 instrumen, yaitu skala Resilience Scale oleh Reivich dan Shatte yang telah diadaptasi oleh Maulidya (2017) dengan nilai reliabilitas 0,876 dan Job Crafting Questionnaire (JCQ: Slemp dan Vella-Brodrick) oleh Berg, Dutton, & Wrzeniewski, (2013) yang telat peneliti kembangkan dengan nilai reliabilitas 0,772. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Hipotesis dalam penelitian ini mengarahkan peneliti untuk melihat adanya hubungan Resilience dan Job Crafting tenaga pengajar dalam proses mengajar dimasa pandemi. Didapatkan hasil dengan nilai koefisien korelasi R= 0,473 dan p<0,01. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi Resilience maka semakin tinggi Job Crafting tenaga pengajar dalam proses mengajar dimasa pandemi, hal ini juga berdampak kepada penerimaan materi pembelajaran yang lebih baik.