OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S06-22271
Judul : Pola Komunikasi Keluarga Ibu Tunggal Dengan Anak Usia Remaja di Kota Tangerang
Pengarang : Sindy Amalia Utami
Penerbit dan Distribusi : FISIP
Subjek : Pola Komunikasi, Komunikasi Keluarga, Keluarga Ibu Tunggal, Anak Usia Remaja
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S06-22271 S06-22271 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 77054
 Abstrak
Angka perceraian sepanjang tahun 2021 mengalami peningkatan. Dari data yang didapat melalui Badan Pusat Statistik angka perceraian di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 447.743 kasus. Dari tingginya angka perceraian tersebut membuat jumlah keluarga dengan ibu tunggal meningkat. Padahal idealnya keluarga seharusnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang memiliki perannya masing-masing. Secara tidak langsung, dengan berubah struktur dalam keluarga maka akan mempengaruhi komunikasi yang terjadi dalam keluarga tersebut. Ibu yang diharuskan untuk mencari nafkah jadi memiliki sedikit waktu untuk berkomunikasi dengan anaknya, padahal komunikasi antara ibu dan anak adalah hal yang penting terlebih dalam keluarga perceraian guna menjauhkan anak dari sikap dan perilaku menyimpang. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme, dan teori yang digunakan adalah teori interaksionisme simbolik untuk memahami pola komunikasi keluarga ibu tunggal. Pendekatan pada penelitian ini adalah kualitatif dan metode yang dipakai yaitu metode analisis data. Informan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tiga keluarga ibu tunggal karena perceraian yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing keluarga ibu tunggal memiliki pola komunikasi yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan intensitas komunikasi dan keterbukaan yang terjadi dalam keluarga tersebut. Dalam penelitian ini, 2 ibu tunggal menerapkan pola komunikasi persamaan, sementara 1 ibu tunggal menerapkan pola komunikasi terbelah seimbang. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis, ada baiknya menggunakan metode lain berupa focus group discussion, sehingga data yang diperoleh dapat lebih akurat tanpa memakan banyak waktu. Kemudian diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan acuan oleh keluarga ibu tunggal yang lainnya.
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox