Film adalah media komunikasi audiovisual guna mendistribusikan pesan untuk sekawanan individu yang bergabung dalam satu zona tertentu. Pesan film dalam media massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari tujuannya. Joker merupakan film yang disutradarai oleh Todd Phillips. Film ini mengangkat sebuah isu yang jarang dibahas yaitu kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivisme untuk dijadikan sebagai landasannya, di dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan konteks komunikasi massa serta teori utama yang digunakan adalah analisis resepsi karena penelitian ini ingin mendapatkan sebuah pemaknaan yang diberikan informan terhadap suatu film yang ditonton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif, dengan metode analisis resepsi Stuart Hall Decoding-Encoding, dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan 3 metode yaitu wawancara mendalam, observasi non partisipan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penonton film Joker tidak setuju dengan kekerasan, dari hasil penelitian ini mendapatkan posisi penonton didominasi dengan kategori negosiasi, karena mereka sangat tidak setuju dengan perlakuan masyarakat kepada joker yang membuat joker semakin depresi. Film ini juga memberikan sebuah pemaknaan bagi setiap individu yang sudah menonton bagaimana mereka harus bersikap dan saling menghargai antar individu bisa menjaga kesehatan mental satu sama lain. Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai penelitian analisis resepsi pemaknaan mahasiswa FKIP UHAMKA terhadap kesehatan mental pada remaja setelah menonton film Joker.