Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman terkontraksi sebesar 22,02% pada semester awal di tahun 2020 yang berada pada urutan kedua setelah sektor transportasi dan pergudangan yang terkontraksi sebesar 30,84%. Bisnis kuliner seperti Restoran Kampoeng Bangka di masa pandemi Covid-19 pada gelombang pertama tidak hanya merugikan secara materi namun juga mengakibatkan krisis interaksi antar sesama. Untuk mencegah hal ini diperlukan tindakan kepemimpinan yang memahami pengetahuan tentang komunikasi, yakni komunikasi manusia (human relation). Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Karena adanya realita yang dikontruksi dimana realita yang dimaksud adalah krisis interaksi didalam restoran kampoeng Bangka dan bagaimana gaya komunikasi pimpinan yang seharusnya di masa pandemi covid-19 pada gelomang pertama. Melalui Pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif ialah merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk memahami dan menggali suatu informasi mengenai gaya komunikasi pimpinan restoran kampoeng Bangka dalam memotivasi bawahannya di masa pandemi Covid-19. Metode penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, studi pustaka dan dokumentasi. Narasumber dalam penelitian ini berasal dari key informan yaitu HRD restoran kampoeng Bangka dan beberapa informan pendukung yang berasal dari karyawan restoran kampoeng Bangka sendiri yang kemudian dianalisis menggunakan teori kontingensi dan teori gaya komunikasi Tubb dan Moss. Hasil dari penelitian ini ialah bahwa pimpinan restoran kampoeng Bangka hanya berorientasi pada tugas dengan gaya komunikasi yang dipakai adalah adalah the structuring style. Hal ini dapat dipengaruhi karena wewenang yang dimiliki pimpinan dan kemudian di kombinasikan dengan kepribadian serta kondisi situasi yang di pimpin.