Media sosial Instagram memberikan tujuan yang beragam bagi para penggunanya.Dapat digunakan sebagai upaya mempresentasikan diri dalam mengajak millennials berbudaya. Bagaimana manajemen kesan yang akan ditampilkan Asep Kambali dalam akun Instagram @asepkambali untuk mengajak millennials berbudaya dengan cara membuat tulisan-tulisan mengajak serta mengingatkan pengikutnya lewat Instagram nya. tulisan-tulisan tersebut terdapat lima macam tulisan atau quotes yang menjadi fokus dalam peneltian ini. Manajemen kesn yang diteliti mengulas tentang tampilan Asep Kambali di panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Penelitian ini berpijak dari teori Dramaturgi Erving Goffman (1959) yang menjelaskan tentang konsep diri dan pengelolaan kesan (impression management) yang ditampilkan di panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Dilengkapi dengan lima taktik manajemen kesan Joness & Pittman (1982) yaitu ingratiation, self promotion, exemplification, intimidation dan supplication dapat memudahkan setiap individu dalam menerapkan proses manajemen kesan yang dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi non partisipan, wawancara mendalam (depth interview), dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisa data menggunakan analisis isi kualitatif. Data yang diperoleh berbentuk foto dan captiondalam Instagram @asepkambali terdapat lima foto dalam mengajak millennials berbudaya dan dikategorikan berdasarkan taktik manajemen kesan Joness & Pittman serta dianalisis berdasarkan temuan data panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage) Asep Kambali. Hasil penelitian bahwa akun Instagram @asepkambali menerapkan tiga taktik manajemen kesan Joness & Pittman dalam setiap postingannya yaitu ingratiation, exemplification dan intimidation. Asep Kambali menampilkan yang selaras dan tidak bertolak belakang antara panggung depan dan panggung belakang yaitu selalu menampilkan sebagai sosok sejarawan yang baik hati, berwawasan luas dan peduli kepada budaya serta orang yang melupakan budaya. Pengeloaan kesan yang baik tidak lepas dari orang-orang di belakangnya dan selalu memposting konten di Instagram sesuai dengan kaidah media sosial.