Fenomena masyarakat yang selalu berulang saat ini yaitu kekerasan dalam pacaran, mayoritas korbannya merupakan perempuan. Kekerasan dalam pacaran didefinisikan sebagai segala bentuk kekerasan dalam pacaran, baik berupa paksaan, tekanan, perusakan, maupun kekerasan fisik dan psikologis. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara sikap terhadap kekerasan dalam relasi intim dengan kecenderungan menjadi korban kekerasan dalam pacaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden perempuan berusia 18-25 tahun berjumlah 148 yang pernah/sedang menjalin hubungan pacaran dan mengalami kekerasan baik verbal maupun fisik. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory Beliefs about Intimate Partner Violence (IBIPV) dan Revised Conflict Tactics Scale (CTS-2). Teknik analisa data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah uji korelasi dengan menggunakan versi 25. Berdasarkan hasil analisa didapatkan nilai korelasi sebesar 0,491 dengan signifikansi 0,000 sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap kekerasan dalam relasi intim dengan kecenderungan menjadi korban kekerasan dalam pacaran, yang artinya individu yang membentuk sikap setuju terhadap kekerasan dalam relasi intim, maka semakin cenderungan untuk menjadi korban kekerasan dalam pacaran.