Perempuan yang sering mengalami kekerasan patologis atau kejahatan seksual sejak masa remaja berpotensi besar terjerumus ke arah pekerja seks komersial. Pekerjaan tersebut dilakukan, guna mendapatkan nafkah yang mencukupi untuk diri sendiri atau keluarganya. Penelitian ini merumuskan masalah yaitu bagaimana pola interaksi sosial terhadap seorang mantan wanita perkerja seks komersial di lingkungan sosial Jl. Melawai Blok M Jakarta Selatan?, dan bagaimana repersentasi diri seorang mantan wanita pekerja seks komersial di lingkungan Jl. Melawai Blok M Jakarta Selatan? Teori yang digunakan adalah teori dramaturgi untuk menjelaskan bahwa interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater atau drama di atas panggung. Peneliti menggunakan teori ini untuk menjelaskan pola interaksi sosial eks wanita tuna susila dlingkungan sekitar serta persentasi diri eks wanita tuna susila di lingkungan sosial Jl. Melawai Blok M Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelit ian deskriptif serta metode fenomenologi. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi partisipan dengan model komunikasi Barnlund. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor utama membentuk pola interaksi sosial dan representasi diri adalah faktor pengalaman hidup narasumber. Faktor pengalaman hidup yang dimaksudkan di sini adalah toleransi dan harmonisasi. Selama ini, memiliki pengalaman sebagai mantan PSK banyak mendapat sikap reaktif dari masyarakat luas atau reaksi sosialnya.