Bagi remaja akhir konsumsi sayur dan buah yang rendah akan menimbulkan risiko gangguan kesehatan dimasa yang akan datang, serta dapat memicu perkembangan penyakit degeneratif yang muncul di usia dewasa. Pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi penduduk umur 5 tahun keatas yang mengonsumsi sayur dan buah dalam kategori cukup secara nasional hanya sebesar 4,6%, untuk Provinsi DKI Jakarta sebesar 4,92% dan kota Jakarta Selatan yaitu sebesar 2,24% menunjukan bahwa perilaku masyarakat dalam mengonsumsi sayur dan buah sesuai dengan rekomendasi masih rendah. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor individu, faktor sosial, dan faktor keluarga yang memengaruhi perilaku konsumsi sayur dan buah pada mahasiswa S1 Gizi UHAMKA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner melalui google form dan wawancara daring melalui google meet dengan besar sampel sebanyak 96 mahasiswa S1 GIZI UHAMKA diambil menggunakan teknik simple stratified random sampling. Hasil menunjukan bahwa sebanyak 83,3% responden mengonsumsi sayur dan buah dalam kategori kurang; 45,8% memiliki pengetahuan gizi kurang; 66,7% memiliki sikap kurang baik; 62,5% memiliki pengaruh teman sebaya kurang baik; 54,2% memiliki keterpaparan media massa rendah, dan 49% memiliki dukungan orang tua kurang baik, serta terdapat hubungan yang signifikan pada variabel pengetahuan gizi (p=0,017), sikap (p=0,001), pengaruh teman sebaya (p=0,02), paparan media massa (p=0,01), dan dukungan orang tua(p=0,008) dengan perilaku konsumsi sayur dan buah.