Kanker payudara adalah salah satu penyebab utama kematian dikalangan wanita Indonesia. Salah satu upaya deteksi dini untuk menemukan adanya kelainan di payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Namun, faktanya masih banyak wanita yang kurang menyadari pentingnya untuk melakukan SADARI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku SADARI pada wanita di kelurahan Tanjung Priok Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi adalah wanita usia subur (15 ? 64 tahun) dengan sampel yang dipilih mengunakkan teknik purposive sampling sebanyak 137 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer dengan alat ukur berupa kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis univariat dan bivariat (uji chi square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebanyak 102 (74,5%). Ada hubungan antara pengetahuan (0,001), sikap (0,009), dukungan tenaga kesehatan (0,027), dukungan keluarga (pvalue = 0,003) dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Sementara tidak ada hubungan antara usia (pvalue=0,301), tingkat pendidikan (pvalue=0,343), keterpaparan informasi (pvalue=0,913) dan riwayat keluarga (pvalue=1,000) dengan perilaku SADARI. Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanan, penyuluhan dan promosi kesehatan secara langsung yang berkaitan dengan kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam upaya peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat Kelurahan Tanjung Priok tentang perilaku SADARI terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor risiko kanker payudara, waktu pelaksanaannya dan juga langkah- langkah melakukan SADARI yang benar.