Penelitian yang ramai menjadi fokus beberapa waktu terakhir adalah Celebrity Worship dapat diartikan sebuah pemujaan terhadap idola dan memiliki dampak yang lebih besar terhadap selebriti dengan penggemar yang banyak. Selebriti kerap dijadikan objek di media populer dengan fokus bentuk tubuh yang akan mendorong sikap objektifikasi pada penggemar, mereka akan mencoba untuk mengubah bentuk tubuh yang sesuai dengan standar kecantikan selebriti yang tidak realisits. Penggemar akan melakukan proses penilaian terhadap selebriti hanya berdasarkan artibut fisik mereka, dibandingkan kemampuan mereka yang lain, seperti pengetahuan, kepintaran dan bakat lainnya yang jarang diperhatikan. Menyebabkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dan memiliki dampak yang merugikan. Celebrity Worship dapat berhubungan dengan Body Image melalui proses objektifikasi diri yang diperkuat dengan paparan media populer. Penelitian mengenai keduanya dirasa sudah cukup baik dijelaskan dalam beberapa penelitian, tetapi belum ada yang berfokus pada kondisi yang dirasa dapat memiliki pengaruh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arugutte (2014) yang memberikan saran untuk melihat korelasi kedua variabel dengan fans atau fandom yang besar. Sehingga penelitian ini hadir untuk menjawab dan memberikan sudut pandang baru mengenai pengaruh Celebrity Worsip terhadap Body Image pada K-Popers selama Pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode regresi sederhana. sebanyak 350 K-Popers yang mengalami celebrity Worship, dewasa awal yang memiliki media sosial. Celebrity Worship diukur menggunakan The Celebrity Attitude Scale (CAS) dan Body Image diukur menggunakan Body Self Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBSRQ-AS). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Celebrity Worship mempengaruhi Body Image sebesar 16,2% dengan tingkat signifkansi 0.000. Artinya, Celebrity Worship memiliki pengaruh terhadap pembentukkan Body Image.