Abstrak
Sekolah menengah atas adalah salah satu jenjang pendidikan. Individu
yang bersekolah memiliki status sebagai pelajar. Usia 16 tahun sampai 18 tahun
yang termasuk sebagai pelajar di jenjang sekolah menengah atas. Pelajar rentan
terhadap beberapa masalah pada usia remaja. Kejenuhan sekolah disebut dengan
school burnout. Seiring dengan waktu pelajar akan mengalami dan merasakan
jenuh. Jenuh terhadap sekolah, lingkungan sekolah, atau perasaan diri sendiri yang
merasa tidak mampu untuk sekolah. Setiap pelajar selalu mencoba untuk tetap
bisa lulus dan menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai pelajar. Dengan self
compassion dapat menghindarkan dari sikap negatif dan menjadikan individu
yang memiliki mental yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara self compassion dengan school burnout pada siswa SMA.
Partisipan di dalam penelitian ini berjumlah 126 pelajar, dengan pendekatan non
probabality sampling dengan teknik sampling purposive. Alat ukur yang dipakai
adalah Self-Compassion Scale dan School Burnout Inventory dengan
menggunakan skala likert. Self-Compassion Scale berdasarkan dari alat ukur yang
dibuat oleh Neff (2003a) dengan jumlah item sebanyak 26 item. Sedangkan
School Burnout Inventory berdasarkan dari alat ukur yang dibuat Salmela-Aro
(2009) dengan jumlah item sebanyak 9 item. Teknik analisa yang digunakan yaitu
teknik analisa korelasi. Hasil Penelitian ini menunjukan adanya hubungan
signifikan antara self compassion dengan school burnout pada siswa SMA