Abstrak
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara selfcompassion dengan regulasi emosi pada remaja yang mengalami broken home.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 182 orang pada remaja yang mengalami broken home berusia 14-21
tahun berdomisili di Jakarta, dengan teknik pengumpulan data yaitu Purposive
Sampling. Pengukuran Self-Compassion menggunakan Self-Compassion Scale
(SCS) dari Neff (2003) serta pengukuran regulasi emosi menggunakan Cognitive
Emotion Regulation Questionnaire-Short (CERQ-Short) dari Garnefski & Kraij
(2006). Teknik analisis data yang digunakan adalah Pearson Correlation. Hasil uji
korelasi menunjukkan nilai koefisien (R) sebesar 0,851 dengan probability value
sebesar 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif yang
signifikan antara self-compassion dengan regulasi emosi. Artinya, semakin tinggi
self-compassion pada remaja yang mengalami broken home maka akan semakin
tinggi pula regulasi emosinya. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,
peneliti selanjutnya di sarankan untuk menggunakan variabel yang berbeda seperti
subjective well-being.