Abstrak
Berbagai partikel berbahaya di tempat kerja dapat memberikan pengaruh
buruk terhadap kesehatan para pekerja termasuk debu. Paparan debu yang terhirup
dapat mengakibatkan penurunan fungsi paru pekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan pendekatan CrossSectional yang dilakukan pada seluruh pekerja produksi sebanyak 44 orang
sebagai sampel. Variabel yang diteliti meliputi umur, masa kerja, status gizi,
kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga serta penggunaan APD masker. Penelitian
dilakukan pada januari sampai agustus 2020. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner ATS-DLD-78 A. Pengumpulan data lainnya berupa data karyawan dan
profil perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT. Tri Graha Sealisindo. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
Hasil analisis menunjukkan adanya pekerja yang berkemungkinan
mengalami penurunan fungsi paru tidak ada gejala (tingkat 0) sebanyak 30 orang
(68,2%), dengan keluhan kadang-kadang terasa tertekan pada dada (tingkat ½)
sebanyak 6 orang (13,6%), merasakan keluhan dada tertekan dan sulit bernafas
hanya pada hari pertama kerja (tingkat 1) sebanyak 1 orang (2,3%), keluhan dada
tertekan dan sulit bernafas dapat dirasakan setiap hari (tingkat 2) sebanyak 5
orang, dan adanya penurunan fungsi paru (tingkat 3) sebanyak 2 orang (4,5%).
Selain itu, diketahui pula adanya hubungan antara masa kerja dengan penurunan
fungsi paru pada pekerja (P value = 0,025). Oleh sebab itu, diperlukannya
peningkatan jumlah serta performa pada alat pengendalian debu, mewajibkan
pekerja untuk selalu memakai masker respirator di area kerja dan rutin melakukan
pemeriksaan kesehatan para pekerja.