Upacara Palang Pintu merupakan warisan budaya etnis Betawi yang masih dilestarikan hingga saat ini upacara ini diterapkan pada pernikahan, biasanya menjelang akad nikah. Kendati demikian banyak masyarakat Betawi yang tidak mengetahui makna Palang Pintu tersebut. Penelitian ini mengkaji tentang makna tradisi palang pintu. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Peneliti menggunakan teori Interaksi Simbolik untuk melihat simbol-simbol yang digunakan dalam tradisi Palang Pintu. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, dan analisis data yang dilakukan adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam komunikasi simbolik tradisi Palang Pintu terdapat dua simbol komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal berupa pantun dan sike/mengaji; sedangkan komunikasi nonverbal berupa petasan, gerakan-gerakan silat, roti buaya dan kembang kelape. Dalam upacara Palang Pintu terkandung penyampaian nilai agama, nilai moral dan nilai sosial etnis Betawi yang bermanfaat sebagai landasan hidup pengantin dalam menjalani kehidupan barunya. Penelitian ini berkontribusi pada teori Interaksi Simbolik, terutama untuk diaplikasikan pada penelitian tentang adat istiadat. Secara metodologis penelitian ini bermanfaat bagi metode studi kasus. Penelitian ini juga berkontribusi sosial mengenai pemahaman masyarakat terhadap tradisi Palang Pintu.