Abstrak
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya
apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau
dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya, jika individu
berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.
Konsep diri adalah bagaimana seseorang individu tersebut menilai dan memandang
terhadap dirinya sendiri dari penilaian orang lain.
Penelitian tentang konsep diri pemilik tato pada Komunitas Bau Tanah
menggunakan paradigma konstruktivis, teori konsep diri. Pendekatan penelitian
kualitatif, jenis penelitian deskriptif dan metode penelitian fenomenologi. Pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan triangulasi data.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsep diri pemilik tato tubuh pada
Komunitas Bau Tanah merupakan suatu hal yang dinilai positif. Mereka menilai apa yang
mereka lakukan bukanlah hal yang negatif seperti apa yang selama ini di pandang oleh
masyarakat umum. Ketika seseorang memutuskan untuk membuat tato ditubuhnya, maka
orang tersebut harus menerima berbagai konsekuensinya. Konsekuensi yang dihasilkan
dari tato tubuh antara lain dapat mengubah stigma atau pandangan orang lain terhadap
dirinya. Penggunaan tato tubuh mengalami perubahan persepsi di masyarakat yang
sebelumnya cenderung negatif berubah menjadi sebuah pandangan yang positif, seperti
pada kasus konsep diri pemilik tato pada Komunitas Bau Tanah. Tetapi, dari sudut
pandang agama sudah dijelaskan bahwa tato merupakan tindakan memasukkan jarum
halus dan zat ? zat berwarna ke kulit. Sebab, dalam proses membuat tato itu menyakiti
diri sendiri dan mengubah pemberian Allah SWT. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
konsep diri yang positif dan dampak komunikasi pemilik tato bahwa semua komunikasi
dapat tersampaikan dengan baik apabila tidak ada yang memandang buruk orang satu
sama lain, semua hal yang membuat komunikasi terkendala ialah pandangan buruk saat
kesan pertama bertemu dengan orang yang baru di kenal. Saat seseorang di jauhi atau
terkendala komunikasinya kepada orang sekitar maka ada yang salah dengan dirinya.
Tato tidak bersalah atas segala hal yang terjadi pada realita yang ada.
Kontribusi penelitian ini secara akademis diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap perkembangan studi ilmu komunikasi melalui fenomenologi. Secara
metodologis, penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian mengenai
konsep diri dengan menggunakan metode penelitian fenomenologi. Secara sosial,
penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai konsep diri
orang yang memiliki tato di masyarakat.