Dalam sebuah komunitas, selain memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan, Hubungan Masyarakat juga berfungsi untuk meningkatkan citra positif komunitas di mata masyarakat, dan juga meningkatkan citra positif boyband EXO dalam pandangan masyarakat luas. Gaya hidup penggemar EXO seringkali menjadi perbincangan masyarakat dan menimbulkan berbagai macam tingkah laku dari beberapa penggemar K-pop. Kajian komunikasi dalam gaya hidup merupakan sebuah realitas komunikasi yang diinteraksikan pada sebuah kehidupan dan perilaku yang kemudian dijadikan sebuah pemaknaan bersama dalam komunitas penggemar K-pop ini. Hal ini menjadi dasar dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perilaku gaya hidup penggemar K-pop dalam kehidupan sehari-hari, dan penyebab penggemar K-pop boyband EXO melakukan gaya hidup imitasi. Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivisme. Teori yang digunakan yaitu teori interaksionisme simbolik yang menekankan mind, self dan society (George Herbert Mead: 1934) untuk menganalisa gaya hidup penggemar K-pop Boyband EXO. Selain itu, penelitian ini juga menekankan konteks komunikasi kelompok dan kecenderungan gaya hidup yang ditampilkan dalam interaksi kelompok tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian deskriptif dan metode fenomenologi. Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam interaksi sosial yang terjadi di masyarakat, para penggemar K-pop melakukan komunikasi dan pertukaran simbol yang didasarkan pada aktivitas, kebiasaan dan gaya hidup para personil EXO. Dalam interaksi tersebut, terdapat proses perubahan perilaku (refleksi) yang tercermin dari terbentuknya gaya hidup penggemar K-pop sebagai gaya hidup imitasi, yaitu gaya hidup yang meniru cara berpakaian, koleksi barang, style bahasa dan cara dalam berkomunikasi.