Abstrak
Remaja yang tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan permasalahan secara terus
menerus (broken home) seringkali ditemukan mengalami emosi negatif sehingga
mempengaruhi kesejahteraan psikologismereka.Hal ini menjadi sebuah permasalahan
apabila remaja tidak mempunyai cara untuk meregulasi emosi tersebut. Self compassion
merupakan salah satu kebaikan yang diberikan untuk diri sebagai bentuk belas kasih.
Dengan adanya self compassion membuat remaja broken home mempunya emosi yang
lebih positif. Namun faktanya, remaja broken home memiliki self compassion yang
rendah sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan, yaitu dengan menyadari
keadaan diri serta mengetahui emosi yang dirasa secara sadar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hal tersebut, apakah memang kesadaran diri yang dimiliki remaja
broken home mempengaruhi self compassion dalam dirinya atau tidak. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 140 orang dengan rentang usia mulai dari 15-21 tahun. Metode
yang digunakan ialah metode kuantitaif dengan teknik analisa data regresiyang dibantu
oleh SPSS versi 26. Skala alat ukur yang digunakan, yaitu The Self-Reflection And Insight
Scale (SRIS) dengan nilai alpha sebesar 0,809yang mengukur kesadaran diri dan The SelfCompassion Scale (SCS)) dengan alpha sebesar 0,865 yang mengukur self compassion.
Berdasarkan penelitian, hasil menunjukan bahwa terdapat pengaruh kesadaran diri yang
signifikan terhadap self compassion dengan nilai (R= 0,368 dan 𝑅
2=0,135) dan
(P<0,01).Maka, disimpulkan bahwa kesadaran diri yang dimiliki oleh remaja broken
home berpengaruh terhadap self compassionnya.