Abstrak
Relawan dalam pekerjaannya seringkali dihadapi oleh situasi kematian dan kesedihan sebagaimana
relawan yang menangani wabah Covid-19 sebagai garda terdepan lebih berisiko untuk terinfeksi
Covid-19, sehingga memunculkan berbagai reaksi masalah fisik dan psikologis, salah satunya yaitu
death anxiety. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran personality sebagai salah satu faktor
yang mempengaruhi death anxiety pada relawan Covid-19. Variabel personality mengacu pada The
Big Five Personality yang terdiri dari lima faktor kepribadian yaitu extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism/negative emotional dan openness to experience/open mindedness.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 125 relawan Covid-19 pria dan wanita. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Metode pengumpulan data
menggunakan skala Big Five Inventory-2 Short (BFI-2S) oleh Soto & John (2017) dan Death Anxiety
Scale oleh Templer (1970) melalui google form yang dianalisis menggunakan proses regresi liniear
berganda dengan menggunakan IBM SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe
personality extraversion Rē change = 0,017 dengan P = 0,149, tipe personality agreeableness Rē
change = 0,147 dengan P = 0,000, tipe personality conscientiousnesss Rē change = 0,063 dengan P
= 0,002, tipe personality negative emotional/neuroticism Rē change = 0,000 dengan P = 0,784 dan
tipe personality openness to experience/open mindedness Rē change = 0,000 dengan P = 0,968.
Maka, dari kelima tipe personality yang berpengaruh signifikan terhadap death anxiety hanyalah
tipe personality agreeableness R
2
change = 0,063 dengan P<0,05 dan conscientiousness Rē change
= 0,063 dengan P<0,05. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ghiasi et al. (2021) dan Hamma-Raz
et al. (2016). Namun, berbeda dengan hasil penelitian Maddahi et al. (2011), Awopetu et al. (2017)
dan Ozdemir et al. (2019). Saran untuk pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan
psikologis relawan Covid-19 baik medis maupun non-medis serta memperhatikan kesejahteraan
ataupun kelangsungan hidup relawan dengan menyesuaikan beban kerja dan tunjangan yang
diperoleh.