Abstrak
ST Elevation Myocard Infraction (STEMI) adalah sindrom klinis yang terjadi
karena oklusi akut arteri koroner akibat proses trombosis intrakoroner yang
berkepanjangan sebagai akibat ruptur plak arterosklerosis pada dinding arteri
koroner epikardial. Penanganan STEMI dapat dilakukan dengan Primary
Percutaneous Coronary Intervention (PPCI). Dalam hal tersebut Teknisi
Kardiovaskuler ikut berperan dalam memonitoring selama prosedur PPCI. Metode
penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif
dengan studi kepustakaan dan studi kasus. Adanya penurunan hemodinamik dan
perubahan EKG yang lebih baik pada pasien saat tindakan dan setelah tindakan.
Kesimpulan dari studi kasus ini adalah telah dilakukannya tindakan PPCI pada
tiga pasien STEMI akut trombosis di RSU Kabupaten Tangerang. Pada pasien
pertama dan ketiga pengembangan balon dan pemasangan sten berhasil serta
tidak timbul komplikasi. Pada pasien kedua pengembangan balon dan
pemasangan sten tidak berhasil karena terjadinya komplikasi syok kardiogenik
yang menyebabkan kematian.