Abstrak
Peran Guru Bimbingan dan Konseling yang ada disekolah sangat penting
karena diharapkan lebih mengetahui tentang perkembangan seorang anak terutama
ketika mereka mulai masuk ke masa-masa remaja untuk mengarahkan perilaku anak
agar tidak menyimpang, termasuk dalam hal berpacaran. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar peran guru bimbingan konseling dalam
upaya menangani perilaku seksual remaja yang berpacaran yang ada pada siswa-siswi
di SMA Negeri 3 Karawang.
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Pengumpulan data yaitu dari hasil observasi dan hasil wawancara mendalam.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Karawang. Informan dalam penelitian ini
dibagi menjadi informan utama dan informan pendukung. Informa utama dlam
penelitian ini yaitu Guru BK di SMA Negeri 3 Karawang, dan informan pendukung
dalam penelitian ini diantaranya terdiri dari kepala sekolah, penjaga sekolah, dan
siswa. Jumlah keseluruhan informan sebanyak 5 orang.
Hasil penelitian menunjukan, secara keseluruhan, peran guru BK sudah ada
dalam penanganan perilaku seksual remaja termasuk yang berpacaran. Hasil
penelitian ini dapat dibuktikan dengan melihat adanya beberapa program yang telah
dibuat dan dilaksanakan oleh guru BK, seperti diantaranya melaksanakan program
penyuluhan yang dilaksanakan rutin di setiap tahunnya pada saat MOS terkait
perilaku seksual remaja, peraturan lalu lintas, dan Napza. Kegiatan penyuluhan ini
pun melibatkan pihak-pihak yang dianggap mampu merubah pandangan remaja
terutama siswa dan siswi yang ada di sekolah, seperti BNNKab, BkkbN, PMI, hingga
kepolisian. Akan tetapi, dari beberapa program yang telah disusun dan dilaksanakan, hasilnya masih belum optimal karena guru BK belum mampu menimbulkan rasa
percaya siswa dan siswinya untuk bisa terbuka dan leluasa membagikan pengalam
berpacarannya.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika guru BK mampu menarik simpati siswasiwinya
terlebih dulu, membuka kepercayaan siswa, dan bersedia memberikan
kesempatan kepada siswa yang dipercaya mampu menjadi konselor sebaya sebagai
perpanjangan lidah dari guru BK untuk memberikan informasi kepada siswa yang
lain terkait perilaku seksual remaja.