Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan masih meningkat setiap tahunnya di indonesia. Penyakit Jantung Koroner terjadi karena adanya penumpukan plak aterosklerosis pada dinding pembuluh darah arteri jantung. Faktor risiko penyakit jantung koroner dibagi menjadi dua yaitu faktor yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Salah satu faktor yang tidak dapat dikendalikan adalah usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga (keturunan). Pada pasien penyakit jantung koroner dilakukan tindakan Angiografi koroner perkutan yang merupakan komponen utama dalam kateterisasi jantung, bertujuan untuk memeriksa keseluruhan cabang pembuluh darah koroner sehingga dapat melihat derajat stenosis, lokasi maupun banyaknya penyempitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi lokasi dan banyaknya penyempitan pembuluh darah koroner antara pria dan wanita pada usia 45 tahun ke atas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripstif yang datanya diambil secara cross sectional pada bulan Januari sampai Maret tahun 2018 di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Hasil penelitian didapatkan 33 pasien dengan presentase pria lebih banyak yang terkena PJK dibandingkan dengan wanita (66,7% vs 33,3%). Kemudian, hasil proporsi banyaknya penyempitan antara pria dan wanita didapatkan pada penyempitan 1 VD (31,8% vs 36,4%), penyempitan 2 VD (18,2% vs 45,4%), dan penyempitan 3 VD (50% vs 18,2%). Hasil proporsi lokasi penyempitan pada pria dan wanita didapatkan lokasi RCA (72,7% vs 54,5%), lokasi LAD (86,4% vs 63,6%), dan lokasi LCx ( 59,1% vs 63,6%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pria lebih banyak yang terkena penyakit jantung koroner dengan memiliki paling banyak penyempitan 3 VD dan pria paling sering terjadi penyempitan di lokasi LAD 86,4%, sedangkan pada wanita memiliki paling banyak penyempitan 2 VD 45,4% dan sering terjadi penyempitan di lokasi LAD maupun LCx 63,6%.