OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S05-18100
Judul : Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMA Islam Said Naum Jakarta Pusat Tahun 2016
Pengarang : Fitri Sakinah
Penerbit dan Distribusi : FIKES
Subjek : Kesehatan Masyarakat - Kesehatan Masyarakat
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S05-18100 S05-18100 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 74043
 Abstrak
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Pada masa remaja terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik (organbiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mentak emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya (Widyastuti dkk, 2011). Sindrom pramenstruasi (PMS) merupakan kumpulan gejala psikis dan fisik yang dialami oleh wanita usia subur antara 7-10 hari sebelum menstruasi. PMS merupakan gangguan yang umum terjadi, namun akan berdampak buruk bila gejala dirasakan berat. Pada remaja, PMS dapat berdampak pada aktivitas sosial (gaya hidup) dan prestasi di sekolah. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadian PMS pada remaja putri di SMA Islam Said Naum Jakarta Pusat Tahun 2016. Penelitian ini merupakan suatu penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh sisiwi kelas X dan XI sekolah SMA Islam Said Naum Jakarta Pusat Tahun 2016 yang berjumlah 70 responden yang diperoleh dengan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswi yang mengalami PMS gejala sedang hingga berat sebanyak 73,2%, responden memiliki pengetahuan rendah sebesar (62,9%). memiliki asupan kalsium kurang sebanyak (87,1%), dan asupan magnesium kurang sebanyak (80,0%), dan memiliki aktivitas fisik ringan sebesar (95,7%). Hasil uji bivariat menunjukan tidak ada hubungan antara variable asupan kalsium dengan kejadian PMS (pvalue = 0,655), variabel asupan magnesium dengan kejadian PMS (pvalue = 0,591), dan variabel aktivitas fisik dengan kejadian PMS (pvalue = 0,116). Sedangkan uji bivariat terdapat hubungan pada variabel pengetahuan dengan kejadian PMS (Pvalue = 0,042). Penelitian ini menyimpulkan agar pihak sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga konseling kesehatan remaja untuk mengadakan penyuluhan terkait kesehatan reproduksi remaja bagi siswi di sekolah SMA Islam Said Naum Jakarta Pusat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kejadian pramenstruasi sindrom.
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox