Seiring dengan perkembangan industri media yang diwarnai dengan pertumbuhan media daring membuat konvergensi menjadi isu penting saat ini. Media-media konvensional/tradisional mulai mengembangkan platform digital. Dulu media cetak (majalah dan koran), audio (radio), dan audio-visual (tv) memiliki newsroom yang terpisah-pisah. Namun pada era digital konvergensi media mulai muncul, seperti di Tempo grup. Fokus penelitian ini adalah bentuk- bentuk konvergensi yang diterapkan di Tempo grup dan implikasinya terhadap kompetensi reporter Tempo.co. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dan teori teknologikal determinisme serta teori new media dan konvergensi media. Teori-teori ini digunakan untuk memahami bagaimana teknologi informasi dan komunikasi yang ada mempengaruhi suatu media dalam melakukan konvergensi yang pada akhirnya berdampak pada kompetensi reporter. Pendekatan penelitian adalah kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif interpretatif, dan metode penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik komparatif konstan. Hasilnya menunjukkan, bentuk-bentuk konvergensi yang diterapkan di Tempo.co adalah bentuk konvergensi pada tingkat newsroom. Setelah tiga kali mencoba, Tempo memutuskan untuk menurunkan kadar konvergensi yang semula model newsroom 3.0 menjadi newsroom 1.0. Penerapan sistem konvergensi ini berimplikasi terhadap kompetensi wartawannya, khususnya di tingkat reporter. Kontribusi akademis penelitian ini ialah mengembangkan teori teknologikal determinisme. Kontribusi metodologis, mengembangkan metode penelitian wawancara mendalam. Kontribusi praktis, memberi masukan bagi perusahaan Tempo.co, agar dapat mengembangkan dan menerapkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan reporter di lapangan. Kontribusi sosial, memberi pelajaran serta informasi kepada calon lulusan bidang jurnalistik untuk mengantisipasi pergeseran kompetensi ditengah konvergensi media sehingga dapat mempersiapkan diri dalam persaingan kerja.