Abstrak
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan mengambil gambar atau
foto yang menerapkan filter digital untuk mengubah tampilan efek foto, dan
membagikannya ke berbagai layanan media sosial. Dari platform tersebut muncul
berbagai macam social media influencer yang memiliki pengaruh banyak bagi
para pengikutinya (followers). Influencer mempunyai peran penting dan cukup
mempengaruhi terhadap khalayaknya yang sekarang ini mayoritas menjadi
khalayak aktif dalam mengakses media sosial. Salah satunya adalah social media
influencer yang berkecimpung dalam dunia kecantikan Tasya Farasya. Penelitian
ini mengkaji bagaimana penerimaan khalayak terhadap peran social media
influencer dalam akun Instagram @tasyafarasya?
Paradigma penelitian ini adalah konstruktivisme. Teori yang digunakan
pada penelitian ini adalah teori penerimaan Stuart Hall yang berisikan encoding
dan decoding yang membagi penerimaan khalayak pada tiga kategori yaitu
penerimaan dominan, negosiasi dan oposisi serta dilengkapi dengan konsep peran
social media influencer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis
penelitian deskriptif dan metode penelitian analisis resepsi.
Hasil dari penelitian ini adalah penerimaan followers dapat dikategorikan
menjadi tiga. Penerimaan dominan yaitu followers yang dominan yaitu pengikut
yang menerima sepenuhnya pesan dari unggahan social media influencer
@tasyafarasya dan merasa terpengaruh, termotivasi, terinspirasi, terbujuk atau
tertarik, terdorong dan terubah perilakunya. Penerimaan negosiasi followers yang
tidak sepenuhnya menerima unggahan dari social media influencer
@tasyafarasya. Penerima dengan posisi atau berlawanan yaitu followers yang
menerima unggahan tersebut tapi tidak terpengaruh sama sekali dari unggahan
social media influencer tersebut. Faktor yang mempengaruhi yaitu keinginan,
kebutuhan dan preferensi atau selera. Penelitian selanjutnya bisa mengkaji
menggunakan metode studi kasus untuk mengeksplorasi konsep peran yang lebih
spesifik yang berkaitan dengan topik yang dibahas agar cepat memperoleh
temuan-temuan baru sekaligus penjelasannya, yang mungkin tidak terdeteksi jika
menggunakan metode penelitian lain.