Abstrak
Vape merupakan alat pengganti rokok konvensional. Peralihan perokok
tembakau ke rokok elektrik secara tidak langsung menggambarkan adanya nilai
guna dan nilai simbol. Hal ini bisa dilihat dari ditemuinya pengguna rokok
elektrik yang awalnya tidak merokok namun ikut menggunakannya karena
dianggap stylish dan menjadi tren di lingkungannya.
Penelitian ini mengkaji budaya kelompok pengguna vapor. Penelitian ini
menggunakan teori fenomenologi untuk melihat budaya yang ada di dalam
kelompok pengguna vapor. Teori ini memiliki dasar asumsi untuk memahami
makna subjektif yaitu yang melihat bahwa orang selalu melakukan tindakan dan
sekaligus memberikan reaksi atas tindakan orang lain, juga melihat bahwa
pengetahuan yang dimiliki diperoleh karena adanya peranan indera. Penelitian ini
menggunakan paradigma konstruktivisme. Jenis penelitian deskriptif dan metode
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Hasil penelitian menemukan bahwa budaya kelompok vapor muncul
karena sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang
seharusnya dan adanya sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki keterikatan dan habitat yang sama.
Karena dari hobi yang sama, para pengguna vapor menyatukan pengguna lain
dalam satu wadah. Dalam sebuah komunitas,hal-hal yang disetujui oleh angota
kelompok harus dijaga. Proses interaksi komunikasi berjalan dengan lancer.
Konsep ciri utama sub-kelompok yang mencolok adalah bahwa nilai-nilai, sikapsikap,
dan perilaku mayoritas komunitas.
Diharapkan penelitian ini dapat menberikan saran dan kontribusi
akademis, metodologis, dan praktis terhadap penelitian selanjutnya mengenai
budaya kelompok.