Berdasarkan laporan keuangan Paviliun Kartika, saat ini tarif kamar rawat inap kelas II di Paviliun Kartika sebesar Rp. 350.000 sejak tahun 2009. Padahal biaya-biaya saat ini telah mengalami peningkatan seperti tarif dasar listrik, harga obat, termasuk upah minimum pegawai. Oleh karena itu dirasakan perlu adanya analisis biaya pelayanan kesehatan lanjut agar bisa dilakukan penyesuaian tarif yang sesuai dengan pelayanan di rumah sakit dan kemampuan masyarakat umum dengan perhitungan melalui metode Simple Distribution. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mendalam mengenai biaya satuan rawat inap kelas II dengan metode simple distribution di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis deskriptif. Data diperoleh berdasarkan wawancara mendalam dan telaah dokumen pada bagian rawat inap kelas II, dan unit penunjang lainnya seperti dapur, laundry, keuangan, administrasi, menejer, pemeliharaan dan logistik Paviliun Kartika. Dari hasil penelitian diperoleh, total pembiayaan yang terdiri dari biaya operasional, pemeliharaan, dan investasi di rawat inap kelas II tahun 2013 yang belum dicampur dengan biaya hasil alokasi yaitu sebesar Rp. 1.198.945.770,-. Untuk mengetahui biaya satuan rawat inap kelas II perlu melalui perhitungan total cost yang sudah didistribusikan dari tiap-tiap unit penunjang ke unit produksi yaitu sebesar Rp. 1.569.265.381,- dibagi dengan jumlah hari rawat inap kelas II selama tahun 2013 sebesar 3676 hari, maka unit cost yang didapat sebesar Rp. 426.895. Tentu jumlah tersebut sangat jauh bila dibandingkan dengan tarif saat ini, namun paviliun kartika tidak berani menaikan tarif karena melihat BOR yang hanya 56% khawatir apabila tarif dinaikan BOR akan semakin turun. Sebaiknya Paviliun Kartika menaikan kualitas pelayanan menjadi lebih baik agar hari rawat inap bertambah dan tidak mengalami kerugian