Upaya keselamatan dan kesehatan kerja untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja/buruh dengan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Upaya-upaya tersebut meliputi pekerja di sektor formal dan informal. Hasil survey tahun 2013 terjadi kecelakaan kerja di perusahaan kerupuk kulit C.V Safa Mandiri, seperti tergores benda tajam, terpotong, terjatuh, dan penyakit kulit, namun untuk jumlahnya perusahaan ini tidak memiliki data pelaporan kecelakaan kerja dan belum adanya manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Kecelakaan tersebut diakibatkan karena kelalaian dan kelelahan dari pekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko kecelakaan kerja pada proses pembuatan kerupuk kulit dengan menggunakan teknik task risk assessment (TRA) di perusahaan kerupuk kulit C.V Safa Mandiri Jakarta Timur tahun 2014. Jenis penelitian ini deskriptif semikuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, teknik task risk assessment (TRA) digunakan untuk mengidentifikasi bahaya, sedangkan untuk penilaian tingkat risiko menggunakan metode semikuantitatif yang meliputi faktor probability, consequence dan exposure berdasarkan Australian Standard/New Zealand Standard 4360:2004. Penelitian ini dilakukan di perusahaan kerupuk kulit C.V Safa Mandiri bulan Juni-Agustus 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu dengan teknik observasi langsung dan wawancara takterstruktur. Adapun instrument yang digunakan berupa daftar wawancara dengan panduan checklist dan tabel task risk assessment. Hasil identifikasi bahaya pada proses pembuatan kerupuk kulit terdapat 4 jenis bahaya yaitu bahaya fisik, kimia, biologi dan ergonomi. Hasil analisa risiko kecelakaan kerja didapatkan 106 risiko dari jumlah keseluruhan pada proses pembuatan kerupuk kulit dengan tingkat risiko very high sebanyak 10 (9,4%) risiko, priority I sebanyak 6 (9,4%) risiko, priority 3 sebanyak 59 (55,7%) risiko dan acceptable sebanyak 11 (10,3%) risiko. Penyebab terjadinya kecelakaan tersebut disebabkan oleh tindakan tidak aman dari pekerja, seperti sikap yang cerobah dalam bekerja, tidak memakai alat pelindung diri dan ketidakpedulian pekerja terhadap keamanan dan keselamatan dalam bekerja karena minimnya pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Sedangkan kondisi yang tidak aman disebabkan dari lingkungan kerja yang basah dan suhu panas yang dihasilkan dari proses pembuatan kulit pada tahap perebusan, pengovenan dan pengelapuhan. Saran yang diberikan peneliti untuk perusahaan perlu dibuat manajemen keselamatan kerja pada proses pembuatan kerupuk kulit dengan membudayakan keselamatan dan keamanan saat bekerja yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri, serta melakukan pengawasan selama proses kegiatan pembuatan kerupuk kulit terutama yang berpotensi tinggi menimbulkan kecelakaan dan menyediakan kotak P3K. Untuk pekerja sebaiknya menggunakan alat pelindung diri seperti safety shoes, sarung tangan karet, masker dan safety glasses. Untuk instansi terkait (Disnaker) perlu diilakukan pembinaan mengenai masalah K3 di tempat kerja kepada pengusaha khususnya di bidang informal dan mewajibkan kepada pengusaha untuk menerapkan K3 di tempat kerja dan memberikan sangsi sesuai dengan perundang-undangan atau pencabutan izin usaha, bila melakukan pelanggaran.