OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S05-16141
Judul : Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik Dengan Metode Analisis Abc, Eoq, Dan Rop Di Unit Farmasi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 2014
Pengarang : Ayang Gusmeti
Penerbit dan Distribusi : --- Pilih Fakultas / Unit ---
Subjek : Kesehatan Masyarakat
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S05-16141 S05-16141 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 70247
 Abstrak
Pengendalian persediaan memiliki peran penting dalam kelancaran suatu perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, dengan adanya persediaan maka perusahaan akan lebih mudah memenuhi keinginan para pelanggannya sehingga kesempatan dalam memperoleh keuntungan akan lebih besar. Pengendalian yang telah diterapkan di Rumah Sakit Islam Jakarta yaitu menggunakan metode standar minimal dan maksimal yaitu dengan melakukan pengecekan persediaan secara berkala pada catatan kartu stock obat. Dalam penelitian ini pengendalian yang diterapkan yaitu menggunakan metode ABC, EOQ, dan ROP. Metode ABC yaitu mengelompokkan obat antibiotik dengan dasar besarnya biaya investasi yaitu kelompok A tertinggi (70%), Kelompok B sedAang (20%), Kelompok C (10%). Setelah pengelompokkan diketahui maka dilanjutkan dengan menggunakan metode EOQ dan ROP yaitu untuk mengetahui jumlah pemesanan ekonomis untuk setiap jenis barang dan pada batas minimal berapa barang perlu dilakukan pemesanan ulang. Dari hasil pengolahan data pemakaian obat antibiotik tahun 2013 di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih maka di peroleh hasil sebagai berikut, Nilai Investasi kelompok A (tinggi) yaituRp. 7,700,181,737.72 atau 70,16% dari nilai investasi obat secara keseluruhan, dengan EOQ berkisar antara 8-1.682 untuk setiap kali pemesanan, dan dilakukan pemesanan kembali (ROP) ketika persediaan mencapai antara 1-162 unit dengan jumlah kali pemesanan 29-31 kali pemesanan dalam satu tahun. Kelompok B (sedang) yaitu Rp. 2,192,469,598.00 atau 19,98% dari nilai investasi secara keseluruhan dengan EOQ berkisar antara 3-760 unit untuk setiap kali pemesanan, dan dilakukan pemesanan kembali (ROP) ketika persediaan mencapai antara 1-58 unit dengan jumlah kali pemesanan 15-23 kali pemesanan dalam satu tahun. Kelompok C (rendah) yaitu Rp. 1,082,300,996.69 atau 9,86% dari nilai investasi obat secara keseluruhan, dengan EOQ berkisar antara 1-2.930 unit untuk setiap kali pemesanan, dan dilakukan pemesanan kembali (ROP) ketika persediaan mencapai antara 1-161 unit dengan jumlah kali pemesanan 2-11 kali pemesanan dalam satu tahun. Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih peneliti menyarankan untuk melakukan pengendalian menggunakan analisis ABC, EOQ dan ROP. Sehingga dalam pengendalian persediaan obat-obatan khususnya obat antibiotik dapat terfokus pada obat-obat dengan nilai investasi tinggi tanpa mengabaikan obat-obatan dengan investasi sedang dan rendah, dan Gudang Farmasi juga dapat mengetahui titik pemesanan kembali dengan jumlah yang ekonomis. Sehingga kekosongan obat-obatan dapat dikendalikan dan meminimalkan pemesanan berulang kali.
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox