Saat terjadinya bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di Jawa Tengah, Kemal Jufri, seorang jurnalis foto freelance datang ke lereng Merapi untuk meliput. Dalam liputan itu Kemal Jufri mengambil sisi kemanusiaan untuk menggugah rasa simpati dan empati para penonton foto-fotonya. Kemal meraih penghargaan World Press Photo sebagai pemenang kedua kategori people in the news stories. Untuk menganalisis makna foto story erupsi Merapi, pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Data-data yang diperoleh untuk penelitian ini bersumber dari studi kepustakaan, artikel dari media online, serta informasi yang didapatkan dari wawancara dengan beberapa narasumber. Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu apa makna dan faktor-faktor yang mendukung makna tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis semiotika Charles Sanders Peirce, yang mengkategorikan tipe tanda menjadi ikon, indeks dan simbol guna mengetahui maknanya.Penemuan yang ada dalam penelitian ini adalah makna foto yang didalamnya terdapat simbol-simbol kemanusiaan dan kesedihan masyarakat yang tinggal di sekitar lereng Gunung Merapi. Hal itu terlihat dari banyaknya pohon tumbang yang melambangkan hilangnya keasrian di desa tersebut. Kemudian bangunan rumah dan mobil yang hancur, serta seekor sapi yang mati merupakan simbol lumpuhnya perekonomian mereka. Selanjutnya juga ditemukan faktor-faktor yang mendukung proses pembentukan makna tersebut, yaitu ideologi Kemal Jufri yang berusaha menjadi bagian dari mereka yang tertimpa bencana erupsi Merapi, sehingga para pembaca dapat memahami pesan yang ingin ia sampaikan lewat foto-fotonya.Secara metodologis, penelitian ini memperkaya penggunaan analisis semiotika dalam bentuk berita foto yang mulai berkembang pada penelitian komunikasi.