Abstrak
Basuki Tjahaja Purnama merupakan Gubernur DKI Jakarta pengganti Joko Widodo yang sangat fenomenal dan kontroversial. Hal ini disebabkan karena belum pernah ada Gubernur DKI Jakarta yang berasal dari keturunan Tionghoa- Indonesia dan beragama Kristen. Basuki Tjahaja Purnama juga kerap mengeluarkan kata-kata yang tegas dan berani diantaranya mengusulkan kepada polisi untuk menembak mati pelaku demo yang membuat onar, mau cepat benahi Jakarta, bakar setengah kota dan masih banyak lagi. Pada penelitian ini Penulis ingin mengetahui bagaimana penilaian warga RW 03 Kelurahan Petogogan terhadap gaya komunikasi Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI JakartaPrinsip teori kognitif dan kategori sosial, menjelaskan proses untuk
mengetahui sesuatu atau belajar, dalam hal ini teori kognitif menjelaskan bahwa Peneliti belajar atau berusaha mengetahui tentang penilaian dari warga RW 03 Kelurahan Petogogan terhadap gaya komunikasi yang dipakai oleh Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tentunya dengan kategori Warga muslim dan non muslim.Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme dan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Penelitian ini menggunakan teori kognitif dan teori kategori sosial, warga yang diteliti adalah warga RW 03 Kelurahan Petogogan yang beragama muslim dan non muslim.
Hasil penelitian ini menjelaskan mayoritas dari warga muslim RW 03
memilih Basuki Tjahaja Purnama memiliki gaya komunikasi berstruktur dengan skor sebesar 1332 atau presentase 71,6 % dan gaya komunikasi dinamis dengan skor 1328 presentase 71,1 %. Begitu pula dengan warga non muslim RW 03 yang memilih Basuki Tjahaja Purnama memiliki gaya komunikasi dinamis dengan skor sebesar 600 atau presentase 78,6 % dan gaya komunikasi berstruktur dengan skor sebesar 598 atau presentase 78 %.