OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S08-16016
Judul : Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Resiliensi Pada Remaja Dengan Orang Tua Bercerai
Pengarang : Denny Djanuar Rizki
Penerbit dan Distribusi : FPSIKO
Subjek : PSIKOLOGI
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S08-16016 S08-16016 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 70135
 Abstrak
Keluarga merupakan kelompok kecil yang paling penting dan subsistem dari masyarakat luas. Oleh karena itu keluarga merupakan kelompok primer yang sangat erat terbentuk melalui perkawinan untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan peran dan status ke-orangtuaan dan pemeliharaan anak. Dengan demikian jelas bahwa keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam mentransfer nilai dan norma kepada anak (Tanof, 2010). Terlebih lagi bila anak sudah masuk pada fase remaja, fase dimana mereka mulai jauh dari keluarga dan lebih sering bergaul dengan teman-teman sebayanya. Dalam hal ini komunikasi antara orang tua dan anak berperan sangat penting untuk menjaga hubungan agar tetap harmonis. Dalam ikatan keluarga, setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, pada kenyataannya tidak semua hal yang diinginkan dapat terwujud. Salah satu masalah yang terjadi dalam keluarga adalah perceraian. Perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan hubungan suami istri. Sebagai salah satu faktor resiko, perceraian menimbulkan dampak-dampak negatif tertentu bagi anggota keluarga terutama bagi remaja yang sedang mengalami masa pubertas (dalam Dipayanti, 2012). Dalam hal ini kecerdasan emosional sangat berperan penting untuk Menjaga agar masalah yang datang tidak membuat seseorang terpuruk dan terjerumus pada hal-hal negatif, kemampuan daya tahan seseorang dalam menghadapi masalah tersebut dikenal dengan istilah Resiliensi. Seseorang tidak akan bisa ber-Resiliensi jika ia tidak dapat mengelola emosi, memahami perasaan orang lain dan dirinya sendiri, serta mempunyai motivasi yang kuat. Seseorang yang dapat melakukan hal tersebut dapat dikatakan cerdas secara emosi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan variabel terikatnya adalah resiliensi. Penelitian dilakukan terhadap 50 orang subjek usia remaja yang orang tuanya bercerai. Data dianalisa menggunakan korelasi product moment pearson dengan program SPSS versi 15.0 for windows. Dari hasil analisis data diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,499 nilai korelasi ini signifikan pada p = 0,01. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima. Hasil penelitian memberikan kesimpulan ke arah positif, yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada remaja yang orang tuanya bercerai.
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox