Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keaktifan berorganisasi dan penggunaan problem focused coping dalam mengatasi stres. Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA), kepada 60 responden mahasiswa yang mengikuti organisasi. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara keaktifan berorganisasi pada mahasiswa dan penggunaan problem focused coping dalam mengatasi stres. Tingkat keaktifan dalam berorganisasi yang tinggi akan meningkatkan kemampuan dalam menggunakan problem focused coping dalam mengatasi stres, demikian pula sebaliknya.
Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu skala mengenai keaktifan berorganisasi dan skala mengenai problem focused coping. Hasil pengukuran dari kedua skala kemudian dianalisa untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut dengan menggunakan koefisien korelasi pearson dengan perhitungan manual dan program komputasi SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 11.0 untuk pengecekan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan nilai rxy = 0,768. Nilai hubungan tersebut lebih besar dari nilai kritis pada tabel dengan taraf signifikansi 0,01 yaitu sebesar 0,325, maka dengan demikian hipotesis bahwa terdapat hubungan antara keaktifan berorganisasi dan problem focused coping dalam mengatasi stres, diterima. Menurut Bungin (2008), nilai tersebut tergolong pada derajat hubungan yang amat kuat.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara keaktifan berorganisasi pada mahasiswa dan penggunaan problem focused coping dalam mengatasi stres. Semakin tinggi tingkat keaktifan berorganisasi pada mahasiswa, maka akan semakin tinggi tingkat
penggunaan problem focused coping-nya dalam mengatasi stres. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keaktifan berorganisasi pada mahaiswa, maka akan semakin rendah tingkat penggunaan problem focused coping-nya dalam mengatasi stres.