OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S08-00052
Judul : PERBEDAAN STRATEGI COPING BERDASARKAN TINGKAT STRES KERJA PADA PENGEMUDI TAKSI
Pengarang : DIAN MARYANI ANWAR
Penerbit dan Distribusi : FPSIKO
Subjek : Psikologi
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S08-00052 S08-00052 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 67660
 Abstrak
Perbedaan Strategi Coping Berdasarkan Tingkat Stres Kerja Pada Pengemudi Taksi ( Penelitian Pada Express Group di Bintaro, Jakarta Selatan) Pengemudi taksi adalah ujung tombak dari perusahaan. Mereka berhadapan dengan kondisi jalan raya yang penuh dengan tekanan atau stres. Keberhasilan pengemudi taksi dalam coping dengan stres ini akan sangat berperan pada kemajuan perusahaan maupun kelangsungan kerja pengemudi taksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan strategi coping berdasarkan tingkat stres. Coping yaitu: suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak antara tuntutan internal maupun eksternal dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful. Stres kerja adalah suatu kondisi dimana terdapat satu atau beberapa faktor di tempat kerja yang berinteraksi dengan pekerja sehingga mengganggu kondisi fisiologis dan perilaku. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan strategi coping berdasarkan tingkat stres. Jumlah sampel penelitian sebanyak 60 orang yang diambil berdasarkan teknik pengambilan sampel incidental sampling. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis independent sampel t-test dan crosstab. Hasil analisis data diperoleh nilai t = 11,859 dan p = 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak Ha diterima. Berarti ada perbedaan yang signifikan antara strategi coping dengan tingkat stres kerja pada pengemudi taksi Express. Dapat disimpulkan bahwa pengemudi taksi yang mengalami stres kerja rendah sebanyak 10 orang, 4 orang menggunakan problem focused coping, 6 orang menggunakan emotional focused coping. Pengemudi taksi yang mengalami stres kerja sedang sebanyak 40 orang, 20 menggunakan problem focused coping, 20 orang menggunakan emotional focused coping. Pengemudi yang mengalami stres kerja tinggi sebanyak 10 orang 8 orang menggunakan problem focused coping 2 orang menggunakan emotional focused coping. Dari 60 sampel yang digunakan, 32 orang menggunakan problem focused coping, 28 orang menggunakan emotional focused coping. Ternyata lebih banyak yang menggunakan problem focused coping pada stres rendah, sedang, tinggi. Berarti dalam mengatasi stres yang bagaimana pun khususnya di jalan raya, pengemudi tersebut tetap melakukan perubahan secara analitis dalam menyelesaikan masalah yang ada. Kata kunci: Pengemudi Taksi, Strategi Coping, Stres kerja
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox