OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : T094-00103
Judul : Teaching Speaking through Puppet Show at English for Children Class (EC), Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesi LIA English Center Slipi Branch.
Pengarang : Eka Mirah Sari
Penerbit dan Distribusi : Pascasarjana MPB Inggris
Subjek : Teaching Speaking
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi : Limau
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
T094-00103 T094-00103 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 66493
 Abstrak
Eka Mirah Sari, Pengajaran Berbicara melalui Puppet Show di Inggris untuk Anak Kelas (EC), Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesi LIA English Pusat Slipi Cabang. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Puppet Show mempengaruhi keterampilan berbicara siswa. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap penggunaan Puppet Show di kelas mereka. Penelitian kualitatif oleh alam. Hal ini dilakukan di alam dimana peneliti mengumpulkan kata-kata atau gambar dan kemudian menganalisisnya induktif. Peneliti menggunakan kelasnya sendiri sehingga ia mengalami sendiri dan menyaksikan semua bukti. Dia mengajarkan murid-muridnya keterampilan berbicara melalui wayang. Kegiatan di dalam kelas direkam dan direkam hari demi hari sehingga setiap kegiatan dapat dilihat dan diselidiki. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan video, pencatatan dan wawancara untuk menyelidiki siswa perilaku dan kinerja Oral berupa Puppet Show. Ketiga saling melengkapi dalam memberikan data yang komprehensif. Kegiatan di dalam kelas direkam dan direkam hari demi hari sehingga setiap kegiatan dapat dilihat dan diselidiki. Catatan taking digunakan untuk melengkapi data. Peneliti juga mewawancarai para siswa dan orang tua untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang eksposur siswa dapatkan dari luar kelas. Kinerja oral ditranskripsikan ii dan kemudian dianalisis. Transkripsi yang diperlukan untuk membuat bukti tertulis. Kinerja lisan dalam bentuk Wayang Show mencetak 3 kali. Pertama adalah pada awal penelitian untuk mendapatkan entry point siswa, kedua adalah penilaian berkelanjutan dan ketiga adalah penilaian terakhir. Karena keprihatinan penulis tidak hanya hasil tetapi juga proses, dia sangat mengamati faktor-faktor yang mungkin meningkatkan perkembangan bahasa siswa. Kuesioner digunakan untuk mengungkapkan eksposur siswa dapatkan dari keluarga, teman, guru dan sekolah. Temuan mengungkapkan bahwa Pertama, Puppet Show memberikan dampak yang baik pada keterampilan berbicara siswa. 99% dari siswa membuat perkembangan dalam keterampilan berbahasa mereka yang tertutup kefasihan, pemahaman dan pengucapan. Kedua, ini juga membuat siswa lebih percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris. Hal itu tercermin dari volume suara siswa ketika berbicara. Dalam pertunjukan pertama hanya lima siswa dari sebelas berbicara sementara yang lain berbicara pelan. Dalam kinerja kedua hanya satu siswa berbicara pelan dan akhirnya dalam kinerja ketiga semua peserta didik berbicara. Fakta yang sangat meyakinkan bahwa Puppet Show mendorong kepercayaan siswa yang diyakini penting dalam mempelajari bahasa. Ketiga, mahasiswa bereaksi positif terhadap penggunaan Puppet Show sebagai kegiatan berbicara di dalam kelas mereka. Mereka suka bermain dengan Wayang dan kuesioner mencerminkan kepuasan mereka dan perasaan mereka tentang hal itu. Semua siswa mengaku bahwa Puppet Show dibuat berbahasa Inggris di depan kelas lebih mudah. Selain itu, sebagian besar paparan peserta didik mendapat dari game dan film sementara buku tidak dipilih oleh salah satu siswa. Berdasarkan temuan, saran-saran berikut ini dikemukakan: berbicara dalam Puppet Show memang menarik bagi siswa sehingga meningkatkan kelancaran dalam iii berbicara, namun pada kenyataannya, orang tidak berbicara melalui wayang sehingga dianjurkan untuk menggunakan Puppet Show sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Ketika kepercayaan diperoleh aktivitas berbicara seperti interaksi tatap muka atau bermain peran dapat diperkenalkan karena lebih menantang untuk itu termasuk non-verbal perilaku, pandangan, gerak dan orientasi tubuh. Selain itu, wayang golek menarik tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk orang dewasa. Jadi menggunakannya untuk mendapatkan kesenangan selalu diterima. Memiliki lebih dramatis Wayang menggunakan ornamen dan properti akan membuat kegiatan berbicara bahkan lebih menarik. Namun disarankan untuk memperhatikan peruntukan waktu yang digunakan untuk menyiapkan properti karena tujuan utama adalah sendiri berbicara.
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox