Berdasarkan data khasus kebakaran, Puslabfor Mabes Polri 2000-2010, menyebutkan bahwa 76,1% kebakaran terjadi ditempat kerja, dan sebanyak 23,9%bukan ditempat kerja. Kasus kebakaran disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu api terbuka (37,19%), listrik (26,6%), pembakaran (7,17%), peralatan panas (3,14%), mekanik (2,15%), kimia (1,34%). Proses biologi (0,45%), alam (0,18%), tidak dapat ditentukan (4,48%), TKP rusak (15,05%), dan lain-lain (0,24%). Kasus kebakaran habis total sebanyak 20%, penyebab pertamanya adalah sarana yang kurang mamadai seperti kegagalan sarana proteksi kebakaran, kesiapan petugas atau personil yang tidak terlatih atau tidak ada, kesalahan manajemen (prosedur) dan hambatan dan akses bantuan darurat. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran dipabrik HSM (Hot Strip Mill) di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk Cilegon Banten Tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif melalui pendekatan observasional. Pada penelitian ini informan yang akan diminta pendapatnya untuk wawancara mendalam berjumlah 10 orang yaitu HSE Pusat (1 orang), Safety plan pabrik HSM (1orang), Staf dinas kebakaran (1 orang) dan pekerja pabrik HSM (7 orang). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk Cilegon pabrik HSM (Hot Strip Mill) sudah memiliki organisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran, prosedur dan pelatihan kebakaran. Hal-hal tersebut sudah terdapat di dalam tim tanggap darurat pabrik (TTD)-pabrik. Untuk penanganan pusat yaitu TKTD. Sama halnya dengan sarana proteksi aktif di pabrik HSM (Hot Strip Mill) PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki sarana proteksi yang lengkap, seperti APAR, hidran, sprinkler, detektor dan alarm yang telah memenuhi standar Kepmen PU dan NFPA. Hal tersebut dilakukan dengan adanya pengecekan dan perawatan rutin terhadap sarana proteksi aktif di pabrik HSM (Hot Strip Mill) PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.