Masalah gizi remaja perlu mendapat perhatian kusus karena pengaruhnya yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi saat dewasa. Pada masa remaja terjadi growth spurt yaitu puncak pertumbuhan tinggi badan (peak high velocity) dan berat badan (peak weight velocity). Selain itu juga pada masa ini terjadi puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Mass) yang menyebabkan kebutuhan gizi pada masa ini sangat tinggi bahkan lebih tinggi dari fase kehidupan lainnya (Almatsier, 2002). Remaja SMA di Kota Depok dihadapkan pada berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan gizi harian mereka. Letak geografis dengan akses yang mudah menuju pusat-pusat perbelanjaan dan tempat hiburan meningkatkan kebutuhan mereka akan gaya hidup dan keterpaparan terhadap makanan cepat saji. Penelitian Kartika (2009) menyebutkan bahwa 78% remaja di Kota Depok mengkonsumsi fast-food minimal 1 kali seminggu. Sekitar 27% dari remaja tersebut mengonsumsi fast-food lebih dari 5 kali dalam seminggu. Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah cross sectional yang bersifat penelitian deskriptif analitik yaitu mengetahui gambaran karakteristik keluarga ( Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu dan Besar Keluarga), karakteristik responden ( Jenis Kelamin, Pengetahaun Gizi dan Besar Uang Saku) dan Faktor Akses Terhadap Makanan yang diukur dari jarak rumah menuju pasar. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan Januari 2011. Hasil yang didapat selama penelitian dari 7 variabel yang dilakukan uji hubungan dengan variabel keragaman konsumsi pangan remaja siswa SMA N 4 Depok, maka didapatkan 5 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna (pvalue<0,05) yaitu variabel Pendidikan Ibu (0,038), Pekerjaan Ibu (0,000), Besar keluarga (0,000), Pengetahuan Gizi (0,029), Akses Pangan (0,000). Saran yang dapat penulis usulkan untuk para siswa SMAN 4 Depok, agar lebih memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi setiap harinya, sehingga didapat kombinasi makanan dengan komposisi nilai gizi yang lebih seimbang.