Masalah gizi pada anak balita dipengaruhi oleh dua faktor penyebab langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi yang saling terkait satu sama lain. Apabila anak tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup akan memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyakit sehingga mudah terserang infeksi. Sebaliknya, penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat mengakibatkan asupan gizi yang tidak dapat diserap tubuh dengan baik sehingga mengakibatkan status gizi yang buruk pada balita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dilakukan pada bulan Februari 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di Posyandu Anggrek, Mawar dan Melati di Kompleks Perumnas Suradita sebanyak 208 orang. Dalam pengambilan sampel digunakan teknik penarikan sampel dengan cara Purposive Sampling menghasilkan besar sampel sebanyak 137 responden. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden melalui bantuan kuesioner yang telah disediakan dan dilakukan penimbangan serta pengukuran tinggi badan di ketiga posyandu. Hasil analisis univariat terlihat bahwa sebagian besar balita berjenis kelamin perempuan sebanyak 54,7%, balita yang berstatus gizi baik sebesar 78,8%, umur ibu balita dominan berada pada kisaran umur 20-34 tahun sebesar 52,55%, dengan jumlah anak yang dilahirkan ≤ 3 orang sebesar 92% dengan rata-rata jarak kelahiran ≤ 3 tahun sebesar 66,4%. Penghasilan keluarga ≤ 2,2 juta/bulan sebesar 60,6% dengan pengetahuan gizi ibu baik sebesar 67,9% dan pendidikan ibu tinggi sebesar 59,1%. Pada analisis bivariat didapatkan hasil tidak adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu (p value 0,880), pengetahuan gizi ibu (p value 0,061), penghasilan keluarga (p value 0,647), rata-rata jarak kelahiran (p value 0,916) dan jumlah anak (p value 0,065) dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan). Perlu adanya penyuluhan-penyuluhan yang terkait gizi di dalam kegiatan posyandu yang berguna agar pengetahuan gizi ibu balita bertambah dalam memberikan tindakan yang terbaik untuk balitanya.