Pemberian pembiayaan dalam praktik tidak selalu berjalan lancar, kadang ada yang berjalan tidak lancar. Penyebab tidak berjalannya pembiayaan secara sempurna disebabkan oleh dari pihak debitur yang tidak bisa melunasi kewajiban utangnya kepada pihak bank dan bank sebagai kreditur mengalami resiko yang cukup besar dan aset bankpun menurun akibat terjadinya pembiayaan macet ini. Kemudian bank melakukan upaya-upaya untuk menghindari terjadinya pembiayaan macet tersebut, apabila upaya-upaya bank sudah tidak bisa dilakukan lagi maka pihak bank menyerahkan masalah tersebut kepada pihak lembaga yang bisa dipercaya. Maka lembaga yang dimaksud yaitu Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS). Lembaga ini merupakan lembaga non litigasi yang berperan penting di dunia perbankan. Yang membedakan lembaga ini dengan lembaga yang lainnya yaitu waktunya cepat, biayanya tidak terlalu mahal, sidangnya dilakukan secara tertutup dengan kata lain secara kekeluargaan serta mengikat tali ukhuwah islamiyah. Peranan BASYARNAS ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun bagi dunia perbankan, karena sifatnya final and binding. Namun di dalam praktek pelaksanaannya bank belum banyak menyelesaikan masalah tersebut kepada lembaga BASYARNAS. Dan selain itu belum banyak sengketa pembiayaan macet perbankan yang diselelesaikan oleh BASYARNAS. Kemudian kendala yang terjadi antarpihak perbankan belum memahami seutuhnya bentuk penyelesaian sengketa lewat BASYARNAS, maka tidak berperannya BASYARNAS sebagai lembaga yang pertama dicari oleh perbankan.