Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah apel (Pyrus malus L.) dengan berbagai konsentrasi terhadap rata-rata kenaikan volume urin tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley. Penelitian ini dilakukan di laboratorium UHAMKA Jakarta, yang berlokasi di kampus B UHAMKA, Jakarta Timur. Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Maret s/d April 2011. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima kelompok perlakuan dan lima ulangan pada tiap kelompok. Perlakuan yang diberikan terhadap kelompok-kelompok ini adalah : Kelompok A = yang dicekok dengan aquabidestilata saja (kelompok kontrol), Kelompok B = yang dicekok dengan dosis perbandingan 1:3 (5 ml ekstrak buah apel dilarutkan dengan 15 ml aquabidestilata), Kelompok C = yang dicekok dengan dosis perbandingan 1:2 (5 ml ekstrak buah apel dilarutkan dengan 10 ml aquabidestilata), Kelompok D = yang dicekok dengan dosis perbandingan 1:1 (5 ml ekstrak buah apel dilarutkan dengan 5 ml aquabidestilata), Kelompok E = yang dicekok dengan dosis perbandingan 1:0 (ekstrak buah apel tanpa pengenceran). Berbagai konsentrasi ekstrak buah apel (Pyrus malus L.) diujikan terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley. Tikus putih jantan dilihat pengaruhnya dalam meningkatkan ekskresi air seni (urin). Indikator peningkatan ekskresi urin dilihat dari peningkatan volume urin tikus putih. Hal ini disebabkan karena adanya perilaku yaitu pencekokan ekstrak buah apel (Pyrus malus L.) terhadap produksi urin tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji homogenitas dengan menggunakan uji Barlett, kemudian dilanjutkan dengan uji Analisis varian (ANAVA) satu faktor dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah apel pada dosis pengenceran 1:3 dan 1:2 tidak berbeda signifikan dengan kontrol, sedangkan pada dosis pengenceran 1:1 dan 1:0 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan kontrol