OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S011-00472
Judul : Analisis Pencitraan Dalam Antologi Puisi Jogja 5,9 Skala Richter Serta Aplikasinya Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Di SMA
Pengarang : Sri Wahyuni
Penerbit dan Distribusi : FKIP
Subjek :
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S011-00472 S011-00472 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 51462
 Abstrak
ABSTRAK SRI WAHYUNI. Analisis pencitraan dalam Antologi Puisi Jogja 5,9 Skala Richter serta Aplikasinya dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMA. Skripsi. Jakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Juli 2007. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis puisi Jogja 5,9 Skala Richter dari segi pencitraan serta aplikasinya dalam pembelajaran apresiasi sastra Indonesia di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adlah metode kepustakaan ( Library Research ) karma penulis hanya bersifat mengumpulkan data, menganalisis dan menjelaskan. Objek penelitian ini adalah antologi puisi yang berjudul Jogja 5,9 Skala Richter, dengan focus 15 puisi, dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori puisi dan teori pencitraan. Teknik analisis data yang dilakukan adlah membaca puisi, menemukan pencitraan, mengklasifikasikan data yang mengandung pencitraan, menganalisis data yang diperoleh, memasukan kedalam table, menginterpretasikan, dan mengambil kesimpulan. Hasil penelitian Antologi PUISI jogja 5,9 Skala Richter terdapat pencitraan sebanyak 164 buah, yangterinci sebagai berikut: pencitraan penglihatan = 130 buah atau 79,27 %, pencitraan pendengaran = 28 buah atau 17,07 %, pencitraan perabaan = 3 buah atau 1,83 %, pencitraan penciuman 2 buah atau 1,22 %, dan pencitraan pencccapan = 1 buah atau 0,61 %. Dengan demikian pencitraan penglihatan merupakan pencitraan yang paling banyak terdapat dalam antologi puisi Jogja 5,9 Skala Richter. Pencitraan penglihatan yang digunakan sebanyak 130 buah atau 79,27 %. Hal ini mungkin disebabkan penyair ingin mengajak pembacanya seolah-olah melihat bencana serta kepedihan yang dialami oleh korban. Pencitraan pencecapan merupakan pencitraan yang hanya sedikit digunakan yaitu 1 buah atau 0,61 %. Jumlah pencitraan ini sedikit digunakan mungkin desebabkan penyair sulit mendapatkan ide. Mungkin dengan banyaknya di gunakan pencitraan penglihatan penyair sudah merasa cukup jelas dalam menggambarkan keadaan bemcana tersebut.
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox