Abstrak
Sebagai wujud dari kemerdekaan pers, surat kabar tidak hanya memberikan informasi kepada masyarakat tetapi juga memberikan pencerahan secara berkala. Karena itu, sebuah kualitas berita menjadi suatu keharusan . Informasi yang disajikan harus akurat,singkat, jelas, objektif dan harus memisahkan fakta dan opini agar tidak menimbulkan kerancuan pembaca.
Penelitian ini mengkaji akurasi berita kriminal Seksual pada surat kabar Lampu Hijau. Akurasi memegang peranan penting dalam sebuah berita. Accuracy (akurasi) adalah ketelitian dalam mencatat apa yang telah terjadi di lapangan, dan objektif sesuai dengan apa yang dilihat si wartawan di lapangan. Surat kabar Lampu Hijau dipilih karena merupakan surat kabar pertama dan satu-satunya surat kabar yang khusus yang menyajikan berita seputar kasus kriminal dan seksual pada pemberitaanya. Penelitian ini ingin memahami dan mengukur akurasi berita-berita yang disajikan. Oleh karena itu peneliti menggunakan paradigma positivist untuk mengukur berita kriminal seksual yang disajikan surat kabar tersebut. Berita-berita kriminal seksual yang diteliti berjumlah 18 item berita dan dimunculkan selama edisi Mei 2010.
Untuk menganalisisnya peneliti menggunakan kerangka kerja Dennis McQuail tentang media performance sebagai tolak ukur kategorisasi akurasi berita. Teori-teori yang digunakan adalah teori media Tanggung Jawab Sosial, yang menekankan pers pada kewajiban-kewajiban untuk bertanggung jawab kepada masyarakat dengan menyajikan berita yang benar, tepat dan objektif. Teori kebenaran korespondensi yang menjelaskan tentang etika pers di mana kebenaran isi berita yang disajikan harus berdasarkan objek yang dituju.
Data yang dianalisis dengan menggunakan analisis isi deskriptif kualitatif yang membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke 18 berita kriminal seksual yang disajikan tidak menerapkan konsep akurasi menurut Dennis McQuail. Hal ini disebabkan oleh faktor individual, rutinitas media dan kebijakan redaksional yang menekankan pada faktor sumber penghasilan yakni peningkatan oplah penjualan surat kabar yang mempengaruhi berita tersebut dipilih dan dimunculkan oleh surat kabar Lampu Hijau.