OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S011-00375
Judul : Analisis Nilai Budaya Dan Nilai Sosial Pada Novel " Kronik Betawi" Karya Ratih Kumala Sebagai Alternatif Pemilihan Materi Pembelajaran Apresiasi Sastra Di SMU
Pengarang : Firdos Marjuki
Penerbit dan Distribusi : --- Pilih Fakultas / Unit ---
Subjek : Bahasa Indonesia-Skripsi
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S011-00375 S011-00375 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 45837
 Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan fakta mengenai unsur unsur sastra, unsur latar sosial, dan unsur kebudayaan yang terdapat dalam novel Kronik Betawi karya Ratih Kumala, serta penerapannya dalam pembelajaran apresiasi sastra di SMU. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif berdasarkan analisis isi. Berdasarkan hasil analisis novel ?Kronik Betawi? Karya Ratih Kumala di atas, isi cerita novel ?Kronik Betawi? Karya Ratih Kumala lebih menekankan kepada dua hal pokok yaitu kebudayaan masyarakat Betawi dan kehidupan sosial masyarakat Betawi . Kebudayaan masyarakat Betawi pada novel ?Kronik Betawi? Karya Ratih Kumala lebih menekankan kepada kebiasaan dan perilaku masyarakat Betawi yang kemudian membudaya, sehingga masyarakat Betawi menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan dan satu sistem kebudayan yang harus dikembangkan oleh masyarakat Betawi, seperti memiliki prinsip bahwa menduda lebih lama itu tidak baik, dan ada beberapa yang beristri dua, sehingga dikenal dengan tukang kawin, adanya gambang kromong pada pesta pernikahan orang betawi, dan dilengkapi dengan tanjidor, dan lain-lain. Kehidupan sosial masyarakat Betawi yang diceritakan pada novel ?Kronik Betawi? Karya Ratih Kumala ini lebih menekankan cara berpikir masyarakat Betawi yang dijadikan sebagai sistem terjalinnya hubungan sosial antarmasyarakat Betawi, sehingga cara pemikiran tersebut diyakini dan dipercaya serta digunakan oleh masyarakat Betawi guna menciptakan keselarasan antar masyarakat. Selain itu, cara berpikir orang Betawi juga masih terpengaruh mitos-mitos, seperti pada saat pernikahan mempelai pria membawa roti buaya sebagai simbol seseorang yang setia pada pasangannya, jika ada suatu acara pernikahan yang pada saat itu cuaca hari terang dan tiba-tiba rintik-rintik hujan, maka kejadian tersebut mengartikan bahwa pernikahan tersebut diberkahi, serta mempercayai bahwa mempunyai istri dapat membawa hoki dan kebahagiaan.
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox