OPAC
Perpustakaan
Integrity, Trust, Compassion
 Deskripsi Lengkap
 Kembali
No. Panggil : S05-00381
Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita usia 12-36 bulan di Rw 01 kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Depok tahun 2010
Pengarang : Diah Agustina Rahayu
Penerbit dan Distribusi : FIKES
Subjek : GIZI BALITA
Jenis Bahan : {007/00}
Lokasi :
 
  • Ketersediaan
  • File Digital: 1
  • Ulasan Anggota
  • Sampul
  • Abstrak
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
S05-00381 S05-00381 TERSEDIA
Ulasan Anggota:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 45086
 Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UHAMKA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, Oktober 2010 Diah Agustina Rahayu Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Batita Usia 12-36 Bulan Di RW 01 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis-Depok Tahun 2010 xxii+70 Halaman, 2 Gambar, 29 Tabel, 10 Lampiran ABSTRAK Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktivitas. Masalah gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dipengaruhi beberapa faktor antara lain: penyakit infeksi, pola makanan, tingkat pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi, pelayanan kesehatan, pendapatan keluarga, budaya pantang makanan, dan pola asuh gizi. Selain itu status gizi juga dapat dipengaruhi oleh praktek pola asuh gizi yang dilakukan dalam rumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan serta sumber lainnya untuk kelangsungan hidup pertumbuhan dan perkembangan anak.Berdasarkan catatan Dinkes pada tahun 2002 kasus gizi buruk di kota depok berjumlah 455 balita (0,45%); tahun 2003 sebanyak 602 balita (0,57%); dan tahun 2004 naik menjadi 964 balita (1,0%). Pada tahun 2005 terjadi peningkatan menjadi 1.133 balita (0.99%); tahun 2006 berjumlah 935 balita (0,81) dan tahun 2007 menjadi 937 balita (0,84). Sementara itu pada tahun 2003 prevalensi gizi kurang di kota Depok sebesar 9,9%; tahun 2004 yaitu sebesar 8,7% dan tahun 2007 sebesar 10% (Dinkes Kota Depok, 2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi batita usia 12-36 bulan di RW 01 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok Tahun 2010. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan disain cross sectional bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi batita usia 12-36 bulan karena pengukuran variabel dependen (status gizi batita) dengan variabel independen (pemberian ASI Esklusif, umur pemberian MP-ASI, pengasuhan anak), karakteristik batita (umur batita, jenis kelamin, infeksi), karakteristik ibu (tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, pendapatan keluarga, pekerjaan ibu). Data yang digunakan adalah data primer menggunakan kuesioner yang diperoleh wawancara langsung dengan responden. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh batita usia 12-36 bulan yang bertempat tinggal di RW 01 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis-Depok tahun 2010 sejumlah 95 batita. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki batita usia 12-36 bulan dan tercatat pada register posyandu, yang rutin maupun yang tidak rutin menimbangkan di wilayah RW 01 Kelurahan Tugu tahun 2010. sampel yang digunakan yaitu metode Sampling Jenuh. Pengolahan data dilakukan denganmenggunakan perangkat lunak komputer. Analisis yang digunakan adalah analisisunivariat dan bivariat. Hasil uji univariat, dari 95 responden diperoleh gambaran dominan dari tiap variabel yaitu anak yang berstatus gizi baik 80,0%, anak yang berumur 24-35 bulan 55,8%, anak yang berjenis kelamin laki-laki 52,6%, anak yang non infeksi 56,8%, anak yang memiliki ibu berpendidikan rendah 61,1%, anak yang memiliki ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga 72,6%, anak yang memiliki keluarga dengan pendapan keluarga rendah 57,9%, anak yang memiliki ibu dengan pengetahuan gizi baik 60,0%, anak dalam pemberian ASI Esklusif yang menjawab Ya 52,6%, anak dalam pemberian MP-ASI baik 66,3%, anak dalam pengasuhan anak baik 58,9%. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, infeksi, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pemberian ASI, pemberian MP-ASI dan pengasuhan anak dengan status gizi (p-value > 0,05). Sedangkan hasil uji statistik umur, pengetahuan ibu dengan status gizi bahwa ada hubungan yang bermakna (p-value < 0,05). Berdasarkan penelitian tersebut, penulis menyarankan bagi Kelurahan Tugu Untuk meningkatkan status gizi batita diperlukan peningkatan monitoring pertumbuhan batita melalui kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) ataupun keluarga sadar gizi (kadarzi). Bagi Para Ibu-ibu Agaknya ibu lebih memperhatikan batitanya supaya dapat memberikan kepada anak konsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan protein dan energi menurut umur anak. Bagi Posyandu RW 01 Faktor status pengetahuan gizi ibu juga sangat berpengaruh terhadap status gizi anak oleh karenanya diharapkan bagi para kader posyandu dan Puskesmas setempat untuk memberikan penyuluhan dan pengetahuan tentang gizi kepada ibu batita. Daftar Bacaan : 53 (1985-2010)
|| Pengguna : Perpustakaan || Tampilan terbaik dengan  Firefox